Sunday, December 23, 2018

Tanahku tertimpa ribuan duka, Nduga

Karya: Melkias Mote


Terlihat dari kejauhan
ribuan ibu yang sedang menangis
mencucurkan air mata yang berjatuhan
di tanah bagaikan sungai yang terus mengalir tanpa henti.

Di tengah-tengah itu pula
terlihat ribuan lelaki yang sedang terbaring,
mata terbuka, tak terlihat detak jantung mereka, dan terlihat lipatan tangan bagaikan orang-orang yang sedang meminta doa kepada Sang pencipta.

O Tuhan
ada apa dengan para lelaki-lelaki ini?
mengapa mereka tak mau bangun dan duduk bersama kami lagi?.

Ternyata
mereka telah pergi dan meninggalkan dunia keduanya.

O Tuhan
Apakah ini waktu yang tepat untuk mereka?
Ataukah ini, kelakuan para serdadu yang imajinasinya masih dalam mimpi?.



Semarang, 24 Desember 2018


Friday, December 21, 2018









Hari natal adalah hari dimana orang kristiani merasa bahagia dan bersenang-senang, khususnya bagi orang Papua.  Tetapi mana,  kebahagiaan itu menjadi duka. Duka yang tak perna terlupakan oleh bangsa Papua terutama di Nduga dan sekitarnya.  Lagi-lagi, kehadiran para TNI membuat warga sekitar menjadi panik,  sehingga harus mengungsi ke hutan-hutan melewati pepohonan yang di tumbuhi semak-semak, menyeberangi sungai-sungai yang deras dengan menggendong anak-anak mereka,  dan membawa keperluan mereka hingga sampai di tempat yang mereka merasa aman dari gangguan TNI.



Semarang
Jumad,  21 Nobember 2018
Melkias Mote

Monday, December 3, 2018

Ketidakadilan


Ketidakadilan



Ditepi pantai dalam keheningan, ku duduk merasakan hembusan angin yang sangat lembut.

Disela-sela itu pun juga terdengar suara ombak yang memukul pantai.

Ku memandang ke langit, terlihat bulan yang terang yang sedang dihiasi oleh ribuan bintang.

Sungguh, begitu indah karya Tuhan.

 

Ketika itu pun aku mulai berfikir, bahwa sesungguhnya manusia di lahirkan untuk saling melengkapi. Seperti bulan di lengkapi oleh bintang. 

Tetapi apakah saling melengkapi sudah tertanam disetiap pemikiran manusia?

Tidak. Tidak.  Tidak.

Yang ada hanyalah kepentingan sendiri, dimana saling melengkapi sudah berlalu bersama waktu yang selalu berputar.

Sungguh, tidak adil bagiku untuk semuanya ini

 

Pemerintah mulai berlompa untuk mendapatkan sebuah kursi dimana kursi itu ialah jabatan.

Yang pada akhirnya akan menganggap sesamanya seperti orang-orang yang tidak pantas untuk hidup

 

O Tuhan,  dimanakah engkau sekarang ini

Saat rakyat minta nasi mereka mala kasih nasi basih

Saat rakyat ingin hidup, mereka mala menindas.

 

O Tuhan

Aku butuh Engkau pada saat ini

 

 

 

Karya Melkias Mote

Semarang, 01 Desember 2018